Ekonomi Lesu Dampak PPKM Darurat, Wakil Rakyat Ini Borong Ribuan Dagangan Milik Puluhan Pedagang Kecil

Ekonomi Lesu Dampak PPKM Darurat, Wakil Rakyat Ini Borong Ribuan Dagangan Milik Puluhan Pedagang Kecil
Diana Sasa saat menemui para pedagang kecil di pasar tradisional Kabupaten Magetan.

NGAWI - Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, Diana Amaliyah Verawatiningsih (Diana Sasa) memborong dagangan para pedagang kecil selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat.

Langkah tersebut dilakukan untuk membantu memutar roda perekonomian rakyat kecil, yang mengalami kesulitan ekonomi dampak dari penerapan PPKM darurat dalam menanggulagi dan mencegah meluasnya virus Covid-19.

Wakil rakyat bertugas di Komisi A DPRD jatim ini pun sigap merespon keluhan para pedagang. Ia bersama timnya kemudian secara bergiliran membeli jualan para pedagang untuk kemudian dibagikan lagi kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Ya, spontan saja ini. Ada bakul nasi goreng sambat ora payu (tidak laku), ya saya beli beberapa bungkus. Biar dia bisa segera pulang sebelum jam 8 malam. Nasinya saya bagikan lagi ke masyarakat. Acak saja, tidak ada target penerima khusus,” jelas Diana Sasa kepada suarangawi.com pada, Kamis (22/7/2021).

Perempuan yang pernah memborong tikar tenun milik warga Geneng, Ngawi, Jawa Timur beberapa bulan lalu mengatakan, total selama PPKM ini sudah 60 warung lebih yang terbantu dan sudah 3000 lebih makanan terbagikan.

“Saya hanya ingin memberi contoh, agar masyarakat yang mampu juga ikut membantu nasib para pedagang ini. Belilah dagangannya, pesan kan bisa lewat HP sekarang. Diantar ke rumah juga bisa. Bukan soal nilainya, tapi rasa gotong royongnya yang penting,” kata Diana Sasa, anggota DPRD Jatim wilayah Ngawi, Magetan, Pacitan dan Trenggalek tersebut.

Sementara itu, Defi pedagang tepo pecel yang berjualan di jalan MT Haryono Magetan mengungkapkan, dirinya berjualan tepo pecel mulai sore sampai jam 22.00 malam. Namun semenjak penerapan PPKM darurat berjualan sampai jam 20.00 malam, dagangan yang dibawanya pun setengah dari hari biasanya.

“Takut tidak laku, apalagi orang dilarang kemana-mana. Jadinya tambah sepi apalagi tidak boleh makan di tempat,” keluh Defi.

"Ya kami berharap virus ini cepat teratasi, ekonomi kembali pulih, kami pedagang kecil bisa kembali berdagang seperti biasanya," tukasnya.