Workshop Diversifikasi Olahan Tembakau, DPPTK Ngawi Datangkan HIPPTI

Workshop Diversifikasi Olahan Tembakau, DPPTK Ngawi Datangkan HIPPTI
Workshop Tembakau Olahan oleh DPPTK Ngawi.

NGAWI - Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Tenaga Kerja (DPPTK) Kabupaten Ngawi menggelar workshop diversifikasi olahan tembakau. Kegiatan itu dilaksanakan selama tiga hari, mulai 19 hingga 21 November 2025 di Hotel Nata Azana dan diikuti 35 peserta dari berbagai industri rokok lokal yang ada di Ngawi.

Dengan mendatangkan narasumber dari Himpunan Pengusaha dan Pegiat Tembakau Indonesia (HIPPTI) Workshop diversifikasi olahan tembakau sangat penting dilakukan guna meningkatkan daya saing industri rokok lokal.

"Melalui workshop ini, DPPTK sebagai pengampu program berkomitmen turut memperkuat sektor industri rokok lokal yang bertujuan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)," kata Kepala DPPTK, Kusumawati Nilam Sulandrianingrum, Kamis (20/11/2025).

"Selain itu, workshop yang berfokus pada diversifikasi olahan tembakau, juga untuk mendorong lahirnya produk inovatif yang mampu bersaing di pasar," tambahnya.

Program yang dialokasikan melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2025. Nilam menjelaskan bahwa pelatihan bagian dari strategi Pemkab Ngawi guna mengoptimalkan bahan baku tembakau lokal dan menyiapkan SDM industri rokok yang lebih inovatif adaptif dan profesional.

"Tembakau lokal Ngawi cukup dikenal. Dan ini potensi besar modal untuk para industri tembakau. Maka, melalui workshop ini harapannya pelaku industri mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar," ujar Nilam.

Masih kata Nilam, pemerintah daerah saat ini menargetkan terciptanya ekosistem produksi yang lebih berkelanjutan, sehingga mampu menciptakan lapangan usaha atau kerja bagi masyarakat Ngawi.

"Workshop ini tidak hanya fokus pada peningkatan keterampilan produksi, tetapi juga bagaimana industri kecil menengah rokok ini dapat terus tumbuh dan sejahtera, sehingga penyerapan tenaga kerja pun bisa dilakukan," terangnya.

Sementara itu, perwakilan HIPPTI, Nico Bermawan, usai memberikan pelatihan pengolahan modern berbasis riset dan inovasi teknik produksi kepada awak media menerangkan, tren pasar tembakau terus berkembang.

Pihaknya memberikan masukan kepada industri tembakau di Ngawi agar layaknya jangan hanya mengandalkan proses konvensional, tetapi juga perlu memahami teknologi pengolahan secara maksimal.

"Industri rokok di Ngawi tidak boleh mengandalkan proses konvensional. Tren pasar terus berkembang, pelaku usaha harus memahami teknologi pengolahan, diferensiasi produk, dan strategi branding agar dapat bersaing secara sehat," ungkap Nico.

"Jika kemampuan SDM itu bisa dikuasai pelaku usaha, maka perkembangan inovasi produk yang berbasis karakter lokal dapat memperkuat daya saing industri rokok daerah di tingkat regional maupun nasional," tutupnya.